PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG
RESIKO
ANSIETAS PADA LANSIA
DISUSUN OLEH :
DANIZ FIKHRI
NIM
14122211
S.1 KEPERAWATAN PROGRAM B
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANSIETAS PADA LANSIA
DI PUSKESMAS NAGGALO
A. LATAR
BELAKANG
Lansia
atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan. Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak
dapatdihindari oleh setiap individu (Depsos 2006, dalam
Kristyaningsih 2011).
Proses
menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis
maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut
akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa
(Juniarti 2008).
Indonesia
memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structural population)
karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar 8,90% dari
jumlah penduduk di Indonesia. Pada 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta
(9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun (Menkokesra 2008, dalam
Sunartyasih & Linda 2013). Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di
Indonesia akan menimbulkan permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah
fisik maupun psikososial. Masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada
lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas. Ansietas
termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher
& Noorkasiani 2009, dalam subandi dkk 2013).
Ansietas
atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi. Ansietas merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan
tertentu.
Ansietas
pada lansia memiliki gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah
tersinggung, kecewa, gelisah, perasaan kehilangan, sulit tidur sepanjang malam,
sering membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik pada hal yang
ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak
terselesaikan akan menimbulkan ansietas (Maryam dkk 2008, dalam Soemantri dkk
2012). Prevalensi ansietas di negara berkembang pada usia dewasa dan lansia
sebanyak 50% (Videback 2011, dalam Subandi 2013). Angka kejadian gangguan
ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (US
Census Bureau 2004, dalam Subandi 2013).
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi melalui penyuluhan
kepada pengunjung di puskesmas nanggalo dengan masalah kecemasan (Ansietas)padalansia.dengan adanya
penyuluhan diharapkan pengunjung di puskesmas nanggalo dapat mengatasi dan
termotivasi dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak menimbulkan
akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau kesehatanpengunjung.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kepada pengunjung menambah
pengetahuan tentang kecemasan pada lansiadi puskesmas nanggalo
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pengunjung di puskesmas nanggalo
mampu :
a.
Mengetahui konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
b.
pengertian kecemasan
pada lansia
c.
Mengetahui factor penyebab kecemasan pada lansia
d.
Mengetahui tanda dan gejala kecemasan
pada lansia
e. Mengetahui tingkat-tingkat kecemasan pada lansia
f. Mengetahui cara mengatasi kecemasan pada lansia
C.
PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Pokok Bahasan :Resiko Ansietas (
Kecemasan ) pada lansia
2.
Sasaran : Semua pengunjung puskesmas
3. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
4. Media dan alat : LCD, Laptop dan Leaflet
5. Waktu :
Pukul 07.30 WIB – O8.OO WIB
6. Tempat :
Puskesmas Nanggalo
7. Pengorganisasian dan
fungsinya / uraian tugas
Ø Moderator : Yefliwarni
Ø Presenter : Resti
Oktari
Ø Observer
: Fitria
Oktaviani
Ø Fasilitator : Daniz
fikri, Imelgi Afrines, Weldewita, Astika rahma lusi,
Novi listiani, Susmiati, Devita sari
Novi listiani, Susmiati, Devita sari
8.
Setting Tempat
Keterangan :
:
Peserta
:
Fasilitator
:
Moderator
:Pembimbing Akademik
: Pembimbing Klinik
: Presenter
9. Kegiatan Penyuluhan
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
MAHASISWA
|
KEGIATAN
PESERTA
|
1
|
5 Menit
|
Pembukaan :
·
Salam Terapeutik
·
Perkenalan Mahasiswa
dan pembimbing
·
Menjelaskan Tujuan
·
Menjelaskan kontrak
waktu, bahasa
|
Mendengarkan dan menjawab salam
|
2
|
10 Menit
|
Pelaksanaan :
·
Menggali pengetahuan
klien tentang konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
·
Memberikan
reinforcement positif atas keberhasilan peserta
·
Menjelaskan
tentang konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
·
Menggali pengetahuan
klien tentang pengertian ansietas (kecemasan) pada lansia.
·
Memberikan reinforcement positif atas
keberhasilan peserta
·
Menjelaskan tentang pengertian ansietas ( kecemasan ) pada lansia
·
Mengali pengetahuan
tentang factor penyebab kecemasan pada lansia
·
Memberikan
reinforcement positif
·
Menjelaskan tentang factor penyebab kecemasan pada lansia
·
Menggali pengetahuan tentang tanda dan gejala kecemasan pada lansia
·
Memberikan
reinforcement positif
·
Menjelaskan tentang tanda dan gejala kecemasan pada lansia
·
Menggali pengetahuan
tentang macam-macam tingkat kecemasan pada lansia
·
Memberikan
reinforcement positif
·
Menjelaskan
tentang macam-macam tingkat kecemasan pada lansia
·
Menggali pengetahuan
tentang cara mengatasi stress
·
Memberikan
reinforcement
·
Menjelaskan
tentang cara mengurangi stress
|
Mengemukakan pendapat
Bertepuk tangan
Mendengarkandan memperhatikan
Mengemukakan pendapat
Bertepuk tangan
Mendengarkan dan memperhatikan Mengemukakan pendapat
Bertepuk Tangan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mengemukan pendapat
Bertepuk tangan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mengemukakan pendapat
Bertepuktangan
Mendengarkan dan memperhatikan
Mengemukakan pendapat
Bertepuk tangan
Mendengarkan dan memperhatikan
|
3
|
5 Menit
|
Penutup
·
Melakukan evaluasi
·
Menyimpulkan materi
bersama audien
·
Menutup dan
memberikan salam
|
Memperhatikan, mendengarkandanmenjawabsalam
|
10. Materi (Terlampir)
11. Kriteria Evaluasi
Ø Evaluasi
struktur
a. Diharapkan
jumlah peserta sesuai dengan perencanaan
b. Diharapkan
tempat dan waktu sesuai dengan rencana
c. Diharapkan
media dan alat sesuai dengan rencana
d. Diharapkan
peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.
Ø Evaluasi
proses
a. Diharapkan
peserta aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Diharapkan
peserta aktif memberi pendapat selama
penyuluhan
c. Diharapkan
peserta mengikuti aturan yang telah di jelaskan saat penyuluhan.
Ø Evaluasi
hasil
a. Diharapkan
100% peserta mampu menyebutkan tentang konsep lansia dan
perubahan system tubuh pada lansia
b.
Diharapkan 100% peserta mampu menyebutkan pengertian ansietas pada lansia
c.
Diharapkan 100 %
peserta mampu menyebutkan penyebab ansietas pada lansia
d.
Diharapkan 100 %
peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala ansietas
e.
Diharapkan 100 %
peserta mampu menyebutkan tingkat ansietas
f.
Diharapkan 100 %
peserta mampu menyebutkan cara mengatasi ansietas
12. Penutup
a. Kesimpulan
Kecemasan (
Ansietas )adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanyaperasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanyaperasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
b. Saran
Diharapkan dengan
penyuluhan ini pengunjung di puskesmas nanggalomampu memahami dan mengetahui
tentang ansietas
Padang, 23 April 2015
Ketua Kelompok
(
Daniz Fikhri, Amd.Kep )
Disetujui Oleh
Pembimbing
klinik
(Ns.DewiPuspita, S.Kep)
Pembimbing
Akademik Pembimbing
Akademik
(Ns. Guslinda ,M.Kep,Sp.Kep.J) (Ns. Ulfa Suryani, S.Kep, M.Kep)
NIP.003.199507.19720808 NIP. 076.201106.19860318
ANSIETAS PADA LANSIA
1.
Konseplansiadanperubahan
system tubuhpadalansia
Lanjut usia (lansia) bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih dari 65tahun
ke atas (Efendi dan Mahfudin 2009).
Lansia merupakan tahap akhir
perkembangan pada daurkehidupan manusia yang merupakan suatu proses alami yang
tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Perubahan-perubahan fisiologis
maupun psikososial, akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum
maupun kesehatan jiwa(Maryam dkk 2008).
Lansia adalah seseorang laki-laki
ataupun perempuanyang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih
berkemampuan(potensial) mampu karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan
secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial).
Perubahan Sistem Tubuh Lansia (Nugroho, 2000)
a) Perubahan
Fisik
- Perubahan
pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan
keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran
hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan
sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
- Perubahan
otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan mengendur di
sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
- Perubahan
pada persendian : masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai dan
lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan
- Perubahan
pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadang-kadang
memakai gigi palsu
- Perubahan
pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran
yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau kesulitan
melihat jarak jauh, menurunnya akomodasi karena menurunnya elastisitas mata
- Perubahan
pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun, sehingga tidak sedikit
yang mempergunakan alat bantu pendengaran. mulai terjadi penurunan. Penurunan
ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat
tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
- Perubahan
pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering
tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total
paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini akan menurunkan
fleksibilitas dan elastisitas dari paru
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
- Perubahan
pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran, berat, dan fungsi
contohnya kortek serebri mangalami atropi.
- Perubahan
pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah
jantung dan menurunnya cardiac out put
b) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan mental:
1. Kenangan ( Memory)
2. IQ (Intellegentia Quantion)
1. Kenangan ( Memory)
2. IQ (Intellegentia Quantion)
c) Perubahan
Psikososial
1. Merasakan atau sadar akan kematian
(sense of awarness of mortality)
2. Perubahan
dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
3. Ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan (economic depriviation)
4. Meningkatnya biaya hidup pada
penghasilan yang sulit bertambahnya biaya pengobatan.
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6. Gangguan saraf pancaindera, timbul
kebutaan dan ketulian.
7. Gangguan gizi akibat kehilangan
jabatan.
8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu
kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga.
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan
fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.
2.
Pengertianansietas(kecemasan )
Ansietas (
kecemasan ) menurut Lefrancois ( 1980 ) mengatakan bahwa kecemasan merupakan
reaksi emosi yang tidak menyenangkan, ditandai dengan ketakutan,
Menurut
johsnton 1971 menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan,
ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain
Jadi
ansietas (Kecemasan) adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanya
perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanya
perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
3.
Penyebab kecemasan
pada lansia
a. Factor biologis
Kecemasan terjadi akibat dari reaksi saraf otonom yang berlebihan dengan naiknya
system simpatis yang berhubungan dengan kecemasan
b. Factor psikologis
Kecemasan dapat muncul akibat impuls-impuls di bawah sadar (misalnya : sex,
agresi, danancaman ) yang masuk kealam sadar yang dapat menimbulkan stress
c.
Faktor social
Menurutteorikecemasanakibatfrustasi, tekanan, konflikataukeadaan yang
tidakdisukai.
d. Faktor interpersonal
yaitu kecemasan yang berhubungan dengan trauma seperti perpisahan dan kehilangan
seperti kehilangan suami , istri atau anak.
4. Tanda dan
Gejala kecemasan pada lansia
a.
Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka
tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
b.
Gejala otonomik seperti gejalasesak nafas,
diare dll.
c.
Khawatir
Rasa
khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi seperti
mau mendapat musibah.
d.
Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan
yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah
terkejut, tidak bisa santai dll.
5. Tingkat
Kecemasan
· Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali
bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan
tremor halus pada tangan.
· Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu
lebih berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit,
rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah
tidur, dan perasaan tidak enak.
· Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang
cenderung hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak
pengarahan / tuntunan.
Respon
kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi
sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan
perasaan ancaman meningkat
6.
Cara
mengurangi cemaspadalansia
ØTeknik
relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a.
Ambil napas selama 3 detik dengan
lambat,
b.
Tahan napas selama 3 detik
c.
Keluarkan
perlahan selama 3 detik melalui mulut
d.
Ulangi selama 3 kali
Ø
Hipnotis lima jari
a.
Tempelkanjarijempoldenganjaritelunjuksambilmembayangkandalamkeadaan
she atausedangdalammelakukanaktivitas
b.
Tempelkanjarijempoldenganjaritengahsambilmembayangkansedangbertemudengan
orang yang dicintaisepertianak, cucu , mapunpasangan
c.
Tempelkanjarijempoldenganjarimanissambilmembayangkanketikadiberikanpujian
Ø Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula
dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni.
Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan
rasa cemas seseorang.
Ø Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu
dianggap menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga
menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi
dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30
menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
Ø Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat
banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan
waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula
digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena
kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
Ø Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik.
Karena dengan mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme
hidup akanlebih yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Subandi, Lestari R & Suprianto T
2013. Pengaruh Terapi Psikoreligius Terhadap Penurunan Tingkat Ansietas Pada
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sejahtera Pandaan Pasuruan.hal
20-24.
Kristyaningsih, D 2011 ; Hubungan
Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia; Jurnal
Keperawatan, Volume 1; No; 1,Januari 2011- Desember 2011.hal 21-23.
Juniarti, N, Eka, S, &
Damayanti, A. 2008; GambaranJenis Dan Tingkat KesepianPada Lansia di Balai
Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjajaran, hal 3.
Efendi, F. Mahfudin 2009,
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hal 32-35.
Maryam,SR,dkk.2008. Mengenai Usia
Lanjut dan Perawatanya. Jakarta; Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar