Rabu, 01 Juli 2015

SAP RESIKO ANSIETAS PADA LANSIA



PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG
RESIKO ANSIETAS PADA LANSIA









DISUSUN OLEH :
 
DANIZ FIKHRI
NIM 14122211











S.1 KEPERAWATAN PROGRAM B
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2015











SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANSIETAS PADA LANSIA DI PUSKESMAS NAGGALO

A.  LATAR BELAKANG
Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan.  Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak dapatdihindari oleh setiap  individu (Depsos 2006, dalam Kristyaningsih 2011).
Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Juniarti 2008).
Indonesia memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structural population) karena mempunyai jumlah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas sekitar 8,90% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pada 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun (Menkokesra 2008, dalam Sunartyasih & Linda 2013). Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik maupun psikososial. Masalah psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas. Ansietas termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher & Noorkasiani 2009, dalam subandi dkk 2013).
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ansietas merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tertentu.
Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti, perasaan khawatir atau takut, mudah tersinggung, kecewa, gelisah, perasaan kehilangan, sulit tidur sepanjang malam, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan ansietas (Maryam dkk 2008, dalam Soemantri dkk 2012). Prevalensi ansietas di negara berkembang pada usia dewasa dan lansia sebanyak 50% (Videback 2011, dalam Subandi 2013). Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (US Census Bureau 2004, dalam Subandi 2013).
Berdasarkan hal diatas maka kami merasa perlu memberikan informasi melalui penyuluhan kepada pengunjung di puskesmas nanggalo dengan masalah kecemasan (Ansietas)padalansia.dengan adanya penyuluhan diharapkan pengunjung di puskesmas nanggalo dapat mengatasi dan termotivasi dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan, sehingga tidak menimbulkan akibat atau masalah yang fatal dan memburuk kondisi atau kesehatanpengunjung.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan kepada pengunjung menambah pengetahuan tentang kecemasan pada lansiadi puskesmas nanggalo

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pengunjung di puskesmas nanggalo mampu :
a.    Mengetahui konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
b.    pengertian kecemasan pada lansia
c.    Mengetahui  factor penyebab kecemasan pada lansia
d.    Mengetahui tanda dan gejala kecemasan pada lansia
e.  Mengetahui tingkat-tingkat kecemasan pada lansia
f.  Mengetahui cara mengatasi kecemasan pada lansia


C. PELAKSANAAN  KEGIATAN
1. Pokok Bahasan               :Resiko Ansietas ( Kecemasan ) pada lansia
2. Sasaran                           : Semua pengunjung puskesmas
3. Metode                           :  Ceramah dan Tanya jawab
4. Media dan alat                 :  LCD, Laptop dan Leaflet
5. Waktu                             : Pukul 07.30 WIB – O8.OO WIB
6. Tempat                            : Puskesmas Nanggalo

7. Pengorganisasian dan fungsinya / uraian tugas
Ø  Moderator   : Yefliwarni
Ø  Presenter     : Resti Oktari
Ø  Observer     : Fitria Oktaviani
Ø  Fasilitator     : Daniz fikri, Imelgi Afrines, Weldewita, Astika rahma lusi,
                            
Novi listiani, Susmiati, Devita sari

8. Setting Tempat
 


 

Keterangan :
                        : Peserta
                   : Fasilitator
                   : Moderator     
                   :Pembimbing Akademik
                   : Pembimbing Klinik
                   : Presenter


9. Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU
KEGIATAN MAHASISWA
KEGIATAN PESERTA
1
5 Menit
Pembukaan :
·      Salam Terapeutik
·      Perkenalan Mahasiswa dan pembimbing
·      Menjelaskan Tujuan
·      Menjelaskan kontrak waktu, bahasa

Mendengarkan dan menjawab salam
2
10 Menit
Pelaksanaan :
·      Menggali pengetahuan klien tentang konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia

·      Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan peserta
·      Menjelaskan tentang konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
·      Menggali pengetahuan klien tentang pengertian ansietas (kecemasan) pada lansia.
·      Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan peserta
·      Menjelaskan tentang pengertian ansietas ( kecemasan ) pada lansia
·      Mengali pengetahuan tentang factor penyebab kecemasan pada lansia
·      Memberikan reinforcement positif
·      Menjelaskan tentang factor penyebab kecemasan pada lansia
·      Menggali pengetahuan tentang tanda dan gejala kecemasan pada lansia
·      Memberikan reinforcement positif
·      Menjelaskan tentang tanda dan gejala kecemasan pada lansia


·      Menggali pengetahuan tentang macam-macam tingkat kecemasan pada lansia
·      Memberikan reinforcement positif
·      Menjelaskan tentang macam-macam tingkat kecemasan pada lansia
·      Menggali pengetahuan tentang cara mengatasi stress
·      Memberikan reinforcement
·      Menjelaskan tentang cara mengurangi stress



Mengemukakan pendapat




Bertepuk tangan

Mendengarkandan memperhatikan

Mengemukakan pendapat


Bertepuk tangan

Mendengarkan dan memperhatikan

Mengemukakan pendapat


Bertepuk Tangan

Mendengarkan dan memperhatikan

Mengemukan pendapat


Bertepuk tangan

Mendengarkan dan memperhatikan



Mengemukakan pendapat


Bertepuktangan


Mendengarkan dan memperhatikan

Mengemukakan pendapat

Bertepuk tangan
Mendengarkan dan memperhatikan

3

5 Menit

Penutup
·      Melakukan evaluasi
·      Menyimpulkan materi bersama audien
·      Menutup dan memberikan salam


Memperhatikan, mendengarkandanmenjawabsalam


10
. Materi (Terlampir)
11. Kriteria Evaluasi
Ø Evaluasi struktur
a.    Diharapkan jumlah peserta sesuai dengan perencanaan
b.    Diharapkan tempat dan waktu sesuai dengan rencana
c.    Diharapkan media dan alat sesuai dengan rencana
d.    Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.

Ø Evaluasi proses
a.    Diharapkan peserta aktif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b.    Diharapkan peserta aktif memberi pendapat selama penyuluhan
c.    Diharapkan peserta mengikuti aturan yang telah di jelaskan saat penyuluhan.

Ø Evaluasi hasil
a.    Diharapkan 100% peserta mampu menyebutkan tentang konsep lansia dan perubahan system tubuh pada lansia
b.    Diharapkan 100% peserta mampu menyebutkan  pengertian ansietas pada lansia
c.    Diharapkan 100 % peserta mampu menyebutkan penyebab ansietas pada lansia
d.    Diharapkan 100 % peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala ansietas
e.    Diharapkan 100 % peserta mampu menyebutkan tingkat ansietas
f.      Diharapkan 100 % peserta mampu menyebutkan cara mengatasi ansietas


12. Penutup
a.    Kesimpulan
Kecemasan ( Ansietas )adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanyaperasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.

b.   Saran
Diharapkan dengan penyuluhan ini pengunjung di puskesmas nanggalomampu memahami dan mengetahui tentang ansietas
                                                                                   

 



Padang,  23 April 2015

Ketua Kelompok


( Daniz Fikhri, Amd.Kep )


Disetujui  Oleh
Pembimbing klinik


(Ns.DewiPuspita, S.Kep)



Pembimbing Akademik                                           Pembimbing Akademik


    (Ns. Guslinda ,M.Kep,Sp.Kep.J)                               (Ns. Ulfa Suryani, S.Kep, M.Kep)
           NIP.003.199507.19720808                                       NIP. 076.201106.19860318






ANSIETAS PADA LANSIA

1.    Konseplansiadanperubahan system tubuhpadalansia

Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih dari 65tahun ke atas (Efendi dan Mahfudin 2009).

Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daurkehidupan manusia yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Perubahan-perubahan fisiologis maupun psikososial, akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun kesehatan jiwa(Maryam dkk 2008).

Lansia adalah seseorang laki-laki ataupun perempuanyang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan(potensial) mampu karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial).

Perubahan Sistem Tubuh Lansia (Nugroho, 2000)
a)      Perubahan Fisik
-  Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
-  Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
-  Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan
-  Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadang-kadang memakai gigi palsu
-  Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya akomodasi karena menurunnya elastisitas mata
-  Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun, sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran. mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
-  Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
-  Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri mangalami atropi.
-  Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah jantung dan menurunnya cardiac out put

b)     Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
1.  Kenangan ( Memory)
2. IQ (Intellegentia Quantion)

c)    Perubahan Psikososial
1.    Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awarness of mortality)
2.    Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
3.    Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic depriviation)
4.    Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit bertambahnya biaya pengobatan.
5.    Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6.    Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
7.    Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
8.    Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga.
9.    Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

2. Pengertianansietas(kecemasan )
Ansietas ( kecemasan ) menurut Lefrancois ( 1980 ) mengatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, ditandai dengan ketakutan,
Menurut johsnton 1971 menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain
Jadi ansietas (Kecemasan) adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.Biasanya
perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.

3.    Penyebab kecemasan pada lansia
a. Factor biologis
Kecemasan terjadi akibat dari reaksi saraf otonom yang berlebihan dengan naiknya system simpatis yang berhubungan dengan kecemasan
b. Factor psikologis
Kecemasan dapat muncul akibat impuls-impuls di bawah sadar (misalnya : sex, agresi, danancaman ) yang masuk kealam sadar yang dapat menimbulkan stress
c.    Faktor social
Menurutteorikecemasanakibatfrustasi, tekanan, konflikataukeadaan yang tidakdisukai.
d. Faktor interpersonal
yaitu kecemasan yang berhubungan dengan trauma seperti perpisahan dan kehilangan seperti kehilangan suami , istri atau anak.

4.    Tanda dan Gejala kecemasan pada lansia
a.    Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
b.    Gejala otonomik seperti gejalasesak nafas, diare dll.
c.    Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi seperti mau mendapat musibah.
d.    Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.

5.    Tingkat Kecemasan
·  Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.
·  Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak enak.
·  Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan / tuntunan.
Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat

6.    Cara mengurangi cemaspadalansia
ØTeknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a.       Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b.      Tahan napas selama 3 detik
c.       Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d.      Ulangi selama 3 kali
Ø  Hipnotis lima jari
a.       Tempelkanjarijempoldenganjaritelunjuksambilmembayangkandalamkeadaan she atausedangdalammelakukanaktivitas
b.      Tempelkanjarijempoldenganjaritengahsambilmembayangkansedangbertemudengan orang yang dicintaisepertianak, cucu , mapunpasangan
c.       Tempelkanjarijempoldenganjarimanissambilmembayangkanketikadiberikanpujian
d.      Tempelkanjarijempoldenganjarikelingkingsambilmembayangkansedangmengunjungitempat yang indah
Ø Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.

Ø Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.

Ø Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.

Ø Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup akanlebih yang menyenangkan.











DAFTAR PUSTAKA


Subandi, Lestari R & Suprianto T 2013. Pengaruh Terapi Psikoreligius Terhadap Penurunan Tingkat Ansietas Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sejahtera Pandaan Pasuruan.hal 20-24.

Kristyaningsih, D 2011 ; Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia; Jurnal Keperawatan, Volume 1; No; 1,Januari 2011- Desember 2011.hal 21-23.

Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. 2008; GambaranJenis Dan Tingkat KesepianPada Lansia di Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, hal 3.

Efendi, F. Mahfudin 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hal 32-35.

Maryam,SR,dkk.2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta; Salemba Medika.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar