Sabtu, 01 November 2014

TINJAUAN KASUS SINDROM STEVEN JHONSON



 
TINJAUAN KASUS
SINDROM STEVEN JHONSON

No Register                  : 0573xxx
Ruangan                       : Melati
Tgl Masuk                    : 15 juni 2013
Tgl Pengkajian             : 15 juni 2013
Diagnosa Medis            : Sindrom Steven Jhonson

1)      Pengkajian
a.       Identitas klien dan Keluarga
Nama Pasien                      : An. B
Umur                                  : 6 Tahun
Jenis Kelamin                     : laki-laki
Pekerjaan                           : -
Alamat                               : Jl. Hibrida 10 Bengkulu
Penanggung Jawab            : Tn. S
                  Alamat                               : Jl. Hibrida 10 Bengkulu
                  Hubungan dengan Klien    : Ayah

b.      Keluhan Utama : 
Kulit melepuh di seluruh tubuh

c.       Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien An. B masuk ke ruangan Melati RSUD M. Yunus Bengkulu pada tanggal 15 juni 2013  pukul 08.00 WIB dengan keluhan klien pasien mengeluh tubuhnya terasa panas disertai dengan demam, gelisah, pusing, dan mual, setelah itu disusul muncul bercak-bercak kemerahan awalnya muncul di muka kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya. Lama kelamaan muncul benjolan berisi cairan di seluruh tubuhnya.

 Benjolan yang berisi cairan tersebut bertambah banyak dan bertambah  besar ukurannya. Pasien juga mengeluhkan perih pada bibirnya disertai rongga mulut terasa bengkak. Pasien juga mengeluh munculnya bercak-bercak kehitaman. Pasien mengalami kesukaran makan akibat nyeri dengan skala nyeri 2. Pasien juga mengeluhkan rasa pedih dan banyaknya cairan kental yang keluar dari matanya yang menyebabkan matanya susah untuk membuka matanya.  Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 15 juni 2013 pukul 09.00 WIB didapatkan TTV, TD: 100/70 mmHg, RR: 18 x/mnt, N: 55 x/mnt, S: 380 C

2)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah masuk ke RS M. Yunus Bengkulu dengan penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi (-), asma (-), Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-).

3)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan ataupun penyakit menular lainnya.

4)      Riwayat Psikososial
Klien merasa malu dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak murung dan tidak mau berkomunikasi dengan perawat dan lingkungan sekitar.

 
  1. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
No
Kebiasaan
Dirumah
Di Rumah Sakit
1











2.










3.







 4.







Nutrisi
a.Makan
-         Frekuensi
-         Porsi
-         Jenis
-         Masalah   

b.Minum
-         Frekuensi
-         Jumlah
-         jenis minuman
-          
Eliminasi
a.BAK                                          
-         kebiasaan
-         warna
-         bau
b.BAB
      -     Kebiasaan
      -     Warna
      -     Konsistensi
      -     Gangguan

Pola Istirahat Tidur            
      -      Kebiasaan
      -      memakai selimut
      -      memakai bantal
      -      gangguan



Pola Hygiene Tubuh
  1. Mandi
-         frekuensi
-         pakai sabun
  1. Gosok gigi
-         frekuensi
-         pakai pasta gigi
  1. Cuci rambut
-         frekuensi
-         pakai shampoo
-         Pola Aktivitas


3 x sehari
1  porsi
Nasi, sayur
Tidak ada


4-5 gelas per hari
500-600 cc/hari
Air putih, dan teh



3-4  x/hari
Kuning Jernih
Khas

1 x/hari
Kuning
Lembek
Tidak ada


5-6 jam/hari
Ya
Ya
Tidak ada





2x/hari
Ya

Saat mandi
Ya

Saat mandi
Ya
mandiri



3x sehari
1/2 porsi
Nasi lunak
ada


3-4 gelas per hari
375-500 cc/hari
Teh dan Air putih



2-3 x/hari
Kuning jernih
Khas

1 x/hari
Kuning
Lembek
Tidak ada


4-5 jam/hari
Ya
Ya
Tidak bisa tidur dengan nyenyak karena

gangguan sekitar kulit


tidak/dilap
tidak

Saat mandi
Ya

Saat mandi
Ya
Dibantu


  1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap seluruh system tubuh yang dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang terdiri dari :
a)      Keadaan Umum     : Lemah
Kesadaran              : Compos Metis
TTV
Suhu           : 380 C
Nadi           : 55 x/m
TD             : 100/70 mmHg
RR             : 18 x/m

b)      Kepala
Inspeksi :Rambut kotor,Tidak ada ketombe dan luka di kulit kepala, Ujung rambut tidak bercabang dan tidak kusam, Tidak ada lesi.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan

c)      Mata
Pemeriksaan subyektif : Proyeksi sinar kurang baik, erosi pada mata
Pemeriksaan obyektif: konjungtivitis, terdapat sekret di kelopak mata,  kelopak mata normal (pasangan simetris, kulit normal, tepi kelopak ada sekret), bola mata normal (pasangan sejajar, gerakan normal, ukuran normal), sklera (warna merah), iris (warna coklat, pasangan simetris,)

d)         Hidung
   Inspeksi : Bentuk tulang hidung lurus, Tidak ada secret, Tidak ada pembesaran chonchanasalis, Tidak ada polip.
Palpasi: Tidak ada sinus

e)   Mulut
Inspeksi :Mukosa bibir lembab, terdapat erosi, terdapat mukosa eritema

f)        Telinga
Inspeksi :Daun telinga bagian belakang bersih, Tidak ada secret yang mengeras, Tidak ada keluhan nyeri pada telinga bagian dalam..

g)      Leher
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, Tidak ada bendungan vena jugolaris, Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

h)      System respirasi
Inspeksi :Pola nafas normal/Eupnoe, Bentuk rongga dada normal, Tidak ada retraksi otot-otot bantu pernafasan, Frekuensi pernafasan normal (18x /menit)
Palpasi :Pergerakan dada kanan dan kiri simetris
System kardiovaskuler: Frekuensi denyut jantung normal 84x /menit,
System perkemihan: BAK lancar
Inspeksi : Warna urine kuning jernih, Bau urine khas
System pencernaan
Inspeksi : Frekuensi BAB 1x sehari
System persyarafan: Normal
Kulit: Turgor kulit elastic dan permukaan tidak gersang, terdapat ruam di seluruh tubuh.

i)        Genetalia
      Inspeksi :Tidak ada kotoran, testis berjumlah 2 buah,
      Palpasi :Tidak terdapat nyeri tekan

 j.   Status Lokalis
Lokasi Ruam : Seluruh tubuh
Distribusi : Universal
Ruam : Vesikel eritematosa (+), Bula eritematosa (+), Plak eritematosa (+), Erosi (+), Krusta (+), Purpura (+), hemorragic crust (+) pada bibir.

e.    Pemeriksaan Penunjang
1. laboratorium
Parameter
Nilai satuan
Nilai normal
Leukosit
5,1 103/uL
4,8-10,8
Sel darah merah
4,97 106/uL
M: 4,7-6,1
F: 4,2-5,4
Hemoglobin
15,4 g/dl
M: 14-18
F: 12-16
Hematokrit
41,7 %
M: 42-52
F: 37-47
Bil. Total
1,3 mg/dl
< 1,0
SGOT
239,0 u/l
9-25
SGPT
227,0 u/l
7-30
Protein total
6,4 g/dl
5,7-8,4
Albumin
2,9 g/dl
3,1-4,3

 
f.        Penatalaksanaan
1. Borax Gliserin 10%
2. Salap anti gatal
3. Methylprednisolone 2 x 125 mg (IV)
4. Ranitidin 50 mg IV
5. Omeprazole 2 x 1 vial (IV)
6. CTM 3 x 4 mg (P.O)
7. Obat tetes mata


 

ANALISA DATA

Nama Pasien                : An. B                         No Reg.                       : 0573xxx
Umur                            : 6  tahun                      Ruangan                       : Melati

No
Data Senjang
Interpretasi Data
Masalah

1.















2.



















3.









DO :
- Klien tampak gelisah - Klien tampak    
  kepanasan.
- Skala nyeri 2

DS :
- Pasien mengatakan  mengeluhkan rasa pedih dan banyaknya cairan kental yang keluar dari matanya yang menyebabkan matanya susah untuk membuka matanya

DO: 
- tampak timbul bintik-bintik
  berwarna merah
- tampak muncul
  benjolan berisi cairan di
  seluruh tubuhnya

DS :
- Klien  mengeluhkan
  perih pada bibirnya
- Klien mengatakan  
  mengeluh munculnya
  bercak-bercak kehitaman







DO: 
- Klien tampak badan terasa panas disertai tubuh demam
 - klien tampak pusing dan mual
- klien tampak mengeluhkan perih pada bibirnya disertai rongga mulut terasa bengkak

DS :
-  Pasien mengatakan mengalami kesukaran makan akibat nyeri. Pasien juga mengeluhkan rasa pedih



Peningkatan Respon Radang
Kerusakan integritas jaringan
Respons lokal: eritema, vesikel dan bula
Kerusakan sarap perifer
Nyeri





Reaksi hipersensitif III

Degranulasi sel mast
Kerusakan jaringan/kapiler
Neotrofil tertarik

Fogositosis sel yang rusak
Terjadi pelepasan enzim
Siklus peradangan pada kulit
Vasikel, bula, purpura




Kerusakan jaringan pada organ sasaran
Trias gangguan pada kulit, mukosa
Respons inflamasi
Sistemik
Gangguan gastrointestinal demam Malaise
Ketidakseimbangan nutrisi



Nyeri















Gangguan  Intergritas kulit


















Ketidakseimbangan nutrisi





































































DIAGNOSA

Nama Pasien                : An. B                         No Reg.                       : 0573xxx
Umur                            : 6  tahun                      Ruangan                       : Melati

No
Diagnosa Keperawatan
Tgl Masalah Muncul
Paraf dan Nama Jelas
Tgl Masalah Teratasi
Paraf dan Nama Jelas

1.



2.




3.

Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak, emosi jaringan lunak.

Kerusakan pada integritas kulit b.d. lesi dan reaksi inflamasi lokal

Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan b.d. intake tidak adekuat efek sekunder dari kerusakan krusta pada mulut


15 juni 2013



15 juni 2013




15 juni 2013

Œ
Daniz

Œ
Daniz



Œ
Daniz










INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien                : An. B                         No Reg.                       : 0573xxx Umur                            : 6  tahun                     Ruangan                       : Melati

No Dx
Tgl/Jam
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
1














































































2































































3.
Sabtu, 15 juni
 2013
08.00 WIB











































































Sabtu, 15 juni
2013
09.00 WIB




























































Sabtu 15 juni
2013
09.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang.
Kriteria hasil :
- Klien tidak tampak
  gelisah lagi
- Klien tidak tampak    
  kepanasan lagi.
- Skala nyeri 0
- Pasien tidak mengatakan lagi mengeluhkan rasa pedih dan banyaknya cairan kental yang keluar dari matanya yang menyebabkan matanya susah untuk membuka matanya



























































Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang.
 Kriteria hasil :
- tidak tampak timbul
  bintik-bintik berwarna
  merah lagi
- tidak tampak muncul
  benjolan berisi cairan di
  seluruh tubuhnya lagi
- Klien tidak     
  mengeluhkan perih
  pada bibirnya lagi
- Klien tidak mengatakan  
  mengeluh munculnya
  bercak-bercak kehitaman lagi.













































Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam diharapkan persepsi
penglihatan dapat teratasi
Kriteria Hasil :
- Klien tampak badan terasa panas disertai tubuh demam
 - klien tampak pusing
   dan mual
- klien tampak mengeluhkan perih pada bibirnya disertai rongga mulut terasa bengkak

DS :
-  Pasien mengatakan mengalami kesukaran makan akibat nyeri. Pasien juga mengeluhkan rasa pedih
1. Kaji nyeri
   
dengan   
   
pendekatan
   
PQRST







2. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonformakologi dan noninvasive

3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
·     Atur posisi fisiologi









·     Istirahatkan klien





 

·     Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.








·     Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam


·     sentuhan.













·     Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.


1.    Kaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien



2.    Lakukan tindakan peningkatan integritas jaringan







3.    Lakukan oral higiene









4.    Tingkatan asupan nutrisi





5.    Evaluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan



6.    Lakukan intervensi untuk mencegah komplikasi



7.    Kolaborasi untuk pemberian antibiotik















1.    Kaji status nutrisi pasien, turgor kulit, badan dan derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, serta riwayat mual/muntah.


2.    Evaluasi adanya alergi makanan dan kontraindikasi makanan.











3.    Fasilitas pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi).


4.    Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, serta sebelum dan sesudah intervensi / pemeriksaan peroral.

5.    Fasilitas pasien memperoleh diet sesuai indikasi dan anjurkan menghindari asupan dari agen iritan.



6.    Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.



7.    Anjurkan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan nutrisi.



8.    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.
1.    Menjadi parameter dasar untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang diperlakukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.


2.    Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.




·  Posisi fisiologi akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami peradangan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan letak dari lesi.

·  Istirahat diperlukan selama pase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami peradangan.


·  Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri ekternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjungyang berbeda di ruangan.


·  Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari peradangan.


·  Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan dengan otomatis membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri dan menurunkan sensai nyeri.

· Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.


1.    Menjadi data dasar untuk memberikan informasi intervensi perawatan yang akan digunakan.


2.    Perawatan lokal kulit merupakan penatalaksanaan keperawatan yang penting. Jika diperlukan berikan kompres hangat, tetapi harus dilaksanakan dengan hati-hati sekali.

3.    Tindakan oral higiene perlu dilakukan untuk menjaga agar mulut selalu bersih. Rongga mulut harus dicatat serat dilaporkan. Vaselin (atau salep yang diresepkan dokter) dioleskan pada bibir.

4.    Diet TKTP diperlukan untuk meningkatkan asupan dari kebutuhan pertumbuhan jaringan

5.    Apabila masih belum mencapai dari kreteria evaluasi 5 x 24 jam, maka perlu dikaji ulang faktor-faktor mmenghambat pertumbuhan dan perbaikan dari lesi
6.    Perwatan ditempat khusus untuk mencegah infeksi. Monitor dan evaluasi adanya tanda dan gejala komplikasi.

7.    Pemberian antibiotik untuk infeksi dengan catatan menghindari pemberian sulfonamide dan antibiotik yang sering juga sebagai penyebab SJS misalnya penisilin, cephalosporin. Sebaiknya antibiotik yang diberikan berdasarkan hasil kultur kulit, mukosa, dan sputum.

1.    Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk menetapkan pilihan intervensi yang tepat.
Berat badan pasien ditimbang setiap hari (jika perlu gunakan timbangan tempat tidur).

2.    Beberapa pasien mungkin mengalami alergi terhadap beberapa penyakit lain, seperti diabetes melitus, hipertensi, gout, dan lainnya yang memberikan manifestasi terhadap persiapan komposisi makanan yang akan diberikan.

3.    Memperhitungkan keinginan individu dapat memperbaiki asupan nutrisi.



4.    Menurunkan rasa tak enak karena sisa makanan atau bau obat yang dapat merangsang pusat muntah.



 5.    Asupan minuman mengandung kafein dihindari karena kafein adalah stimulan sistem saraf pusat yang mengikatkan aktivitas lambang dan sekresi pepsin.

6.    Pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi / gangguan dari luar.

7.    Meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan asupan nutrisi sesuai dengan tingkat toleransi individu


8.    Merencanakan diet dengan kandungan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status hipermetabolik pasien.






IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien                : An. B                         No Reg.                       : 0573xxx Umur                            : 6  tahun                     Ruangan                       : Melati

Tgl/Jam
No Dx
Tindakan Keperawatan
Respon Hasil
Paraf & Nama Jelas
Sabtu 15 juni 2013
10.30
WIB


























Sabtu
15 juni 2013
10.30
WIB



























Sabtu
15 juni 2013
10.30
WIB

1





























2































3.
1. Kaji nyeri dengan   
   
pendekatan PQRST
2. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
·     Atur posisi fisiologi




·     Istirahatkan klien


·     Manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.

·     Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam


·     sentuhan.




 ·     Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik.



1.      Mengkaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien

2.      Melakukan tindakan peningkatan integritas jaringan



3.    Melakukan oral higiene


4.    Meningkatan asupan nutrisi




5.    Mengevaluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan


6.    Melakukan intervensi untuk mencegah komplikasi





1.    Mengkaji status nutrisi pasien, turgor kulit, dan derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral, kemampuan menelan, serta riwayat mual/muntah.


2.    Mengevaluasi adanya alergi makanan dan kontraindikasi makanan.

3.    Memfasilitas pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi).


4.    Melakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, serta sebelum dan sesudah intervensi / pemeriksaan peroral.


5.    Memfasilitas pasien memperoleh diet sesuai indikasi dan anjurkan menghindari asupan dari agen iritan.

6.    Memberikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.




 
7.    Menganjurkan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan nutrisi.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.

8.    Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.


1.    Skala nyeri 1-2
terasa perih


·      Posisi yang diharapkan sudah dilakukan

·      Klien sudah istirahat dengan tenang.

·      Lingkungan yang aman dan tenang  sudah diciptakan

·      Teknik relaksasi napas dalam sudah di ajarkan pada klien.

·      Klien tampak tenang dengan diberikan nya messase ringan


·      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik sudah dilakuan


1.    Seluruh tubuh klien timbul bintik-bintik kehitaman


2.    Tindakn peningkatan integritas jaringan sudah diberikan seperti kompres hangat

3.    Mulut klien sudah bersih


4.    Diet TKTP sudah diberikan kepada klien guna meningkatkan asupan dari kebutuhan

5.    Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan dan perbaikan dari lesi sudah di kaji

6.    Monitor dan evaluasi adanya tanda dan gejala komplikasi dan pemantauan tanda vital sudah di catat.



1.    Menghitung jumlah kalori perhari dan pencatatan semua intake, serta autput yang akurat sudah dilakukan


2.    Klien tidak ada alergi terhadap makanan

3.    Diet biasa yang disukai klien sudah diketahui



4.    Setiap klien selesai makan klien selalu membersihkan mulut sesuai dengan yang diharapakan


5.    Asupan minuman yang mengandung kafein sudah dihindari oleh klien.


6.    Klien makan dikit demi sedikit tetapi sering dan lingkungan yang tenang sudah di ciptakan.

 
7.    Keluarga telah berpartisipasi dalam pemenuhan akan kebutuhan nutrisi klien




8.    Kolaborasi dengan ahli gizi sudah dilakukan dan merencanakan diet yang dibutuhkan sudah ditentukan



Œ
Daniz


Œ
Daniz
 
Œ
Daniz

 Œ
Daniz


 Œ
Daniz


Œ
Daniz



Œ
Daniz





Œ
Daniz


Œ
Daniz




Œ
Daniz

Œ
Daniz




Œ
Daniz



Œ
Daniz eka






Œ
Daniz



Œ
Daniz

 
Œ
Daniz



Œ
DaniZ





Œ
Daniz



Œ
Daniz





Œ
Daniz














 

EVALUASI KEPERAWAATAN

Nama Pasien                : An. B                         No Reg.                       : 0573xxx Umur                            : 6  tahun                     Ruangan                       : Melati

Tgl
No. Dx
Catatan Perkembangan
Paraf

15 juni 2013

1

S : Pasien masih mengatakan lagi mengeluhkan rasa pedih dan banyaknya cairan kental yang keluar dari matanya yang menyebabkan matanya susah untuk membuka matanya
O : - Klien tampak gelisah
      - Klien tampak kepanasan lagi.
      - Skala nyeri 1-2
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjudkan intervensi 1,2,3


Œ
Daniz

15 juni 2013

2

S : Klien masih mengatakan  mengeluh munculnya bercak-
      bercak kehitaman.
O :
- tampak timbul bintik-bintik berwarna merah
- tampak muncul benjolan berisi cairan diseluruh tubuhnya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjudkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7

Œ
Daniz

15 juni 2013

3

S : Pasien mengatakan mengalami kesukaran makan akibat
      nyeri. Pasien juga mengeluhkan rasa pedih
O :
 - Klien tampak badan terasa panas disertai tubuh
    demam
 - klien tampak pusing dan mual
 - klien tampak mengeluhkan perih pada bibirnya
    disertai rongga mulut terasa bengkak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjudkan  intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8.


Œ
Daniz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar